Buleku sayang, buleku periang

 

Sekian lama bekerja di LSM asing membuatku punya banyak relasi dengan bermacam orang dari berbagai bangsa dan Agustus tahun lalu aku pindah kerja lagi, kali ini bekerja dengan sebuah LSM Amerika dan bertugas menjalankan sebuah program yang berkaitan dengan pengawasan lembaga keuangan internasional.

Persis di sebelah kananku adalah ruang yang ditempati oleh Valerie, bule mungil manis yang ramah dan di sebelah kiriku adalah library, so bisa di katakan lingkungan kerjaku cukup tenang dan satu hal yang menguntungkan adalah ternyata di antara ruangku dan Valerie ada sebuah connecting door yang bisa dibuka setiap saat untuk kami berkomunikasi, maklum aku adalah pelaksana program sementara Valerie adalah Finance Advisor.

Perkenalanku dengan Valerie dimulai ketika aku masuk ke ruangannya sekembalinya dia dari Amerika setelah liburan dan mata birunya berbinar ketika aku memperkenalkan diri..

“My name is Fay, and I’ll be your neighbour since two weeks ago” kataku memulai perkenalan.
Dia menjawab sambil menatapku, “Valerie Thompson, dont be hasitate to speak Bahasa to me”, katanya meyakinkanku dan percakapan kami lanjutkan karena dia ingin bertanya banyak tentang diriku sebelum kami berinteraksi dalam pekerjaan yang lebih serius.
“Saya liberal”, jawabku ketika dia bertanya tentang lifestyle yang kusuka.
“Wow, I love it”, spontan Valerie berteriak setelah kujelaskan artinya.

Hari-hari selanjutnya kami lalui dengan bekerjasama serta menjadi akrab dan sesekali makan siang rame-rame dengan teman lainnya.

Minggu ini sesuai program aku harus berangkat ke Bali untuk menghadiri Regional Meeting yang juga dihadiri oleh beberapa teman dari negara lain dan dari Jakarta, hanya dikirim dua orang yaitu aku dan Valerie.

Jam 16.00 pesawat kami tiba di Bali dan jemputan dari Hotel Santika telah menunggu kami, 15 menit kemudian kami sudah tiba di hotel dan ternyata recepsionist memberikan kamar yang bersebelahan di lantai dua dengan pemandangan menghadap ke taman yang exotic.

Ting-Tong.., bell kamarku berbunyi dan kuintip Valerie telah berdiri dengan manisnya di depan pintu.

“Shall we makan malam sekarang?” ajaknya.
“Sure, dan kita bisa ke bar setelah bertemu tamu lainnya setelah dinner OK?” sambutku.

Dan acara makan malam yang penuh basa-basi selesai pukul sembilan dan aku berencana kembali ke kamar untuk bersantai.

“Fay, mau kemana?” Valerie memanggilku.
“Jadi we go to the bar?” tanyanya lagi.
“Atau pesan something ke room saya saja?” imbuhnya.

Wah sekarang aku yang bengong sesaat karena sebetulnya aku hanya basa-basi waktu bicara soal bar tadi.

“Well, kayanya kita beli minuman dan snack saja di Circle K dan nonton DVD di kamar, karena saya bawa DVD Player dan beberapa film” kataku.
“OK, kita pakai my room malam ini” jawabnya.

Seperempat jam kemudian kami sudah di kamarnya yang berbau wangi karena Valerie menyalakan lilin aroma terapi sebelum turun makan.

Aku menyambung kabel DVD ke TV dan menyetel film lama yang dibintangi Hugh Grant dan Julia Roberts berjudul “Nothing Hill” dan kami menonton sambil minum beberapa jenis minuman, tapi sepuluh menit kemudian kami merasa bosan dengan acara menonton dan lebih banyak saling mencuri pandang, hingga kuputuskan untuk lebih mendekatkan diri

Kuberanikan diri untuk membetulkan rambut pirangnya yang menutupi mata dan Valerie ternyata menyukainya, kuteruskan aktivitasku dengan membelai rambutnya, ternyata Valerie diam dan tentu saja ini berarti izin untukku, segera kucium lembut lehernya yang jenjang dan terdengar dia melenguh tanda terangsang, photomemek.com ciumanku kuteruskan ke arah telinga dan kurasakan bulu-bulu halus di tengkuknya berdiri, segera saja kuarahkan bibirku ke bibirnya, kupagut bibir tipis merahnya dan dia membalas pagutanku dengan lembut.

Sekarang kurasakan kejantananku bangkit dan segera saja kubopong dia ke kasur, erangannya semakin membangkitkan gairahku, segera saja kubuka bajunya dan kusingkap BH-nya, payudaranya yang putih mulus terbentang indah di depanku, segera kukecup dengan penuh nafsu hingga Valerie menggelinjang dan tangannya meraba kemaluanku yang hanya dibalut celana dalam tipis dan telah keras tegang karena nafsu yang menggelora sejak tadi.

“Fay, I want your big dick” erangnya manja.
“You want to suck it honey?” kusodorkan penisku.

Valerie mengulum penisku yang sudah mengencang dan sesekali dia mengerang merasakan nikmatnya penisku di mulutnya, kemudian kami mengambil posisi 69, kukulum kelentitnya yang berwarna merah dan menebar bau khas vagina yang wangi.

“Damn, Fay.. Enakkh.., Lagi.. Honey, lagi..” jeritnya.

Kurasakan vagina Valerie semakin basah dan segera dia memintaku telentang, dihisapnya puting susuku, dan aku merasakan sensasi geli yang nikmat, aku pun membalas mengulum payudaranya yang putih indah dan setengah tak sabar Valerie akhirnya memasukkan penisku yang sudah menegang ke vaginanya yang basah dan wangi, dan bles.., masuklah semua penisku ke dalam vaginanya, terasa hangat dan sempit. Valerie mulai melakukan gerakan berirama dan terlihat dia benar-benar menikmati keluar masuknya penisku

“Agh, Fay, I like it honey” erangnya.
“Kontol kamu enak sayang..” desisnya.
“Honey, masuk.. Dalam sekali..” desisnya lagi sambil menekan penisku.

Aku pun tak mau kalah dan bergerak menancapkan dan menggoyang penisku hingga kurasakan dinding vaginanya berdenyut.

“Fay.. Enagkhh”
“Ach, goyang lagi sayang” jeritnya.

Aku menggoyang penisku dan Valerie terus berdesis dan menjerit kecil serta sesekali liar mengigit lenganku karena sensasi nikmat yang dirasakannya.

Aku membalikkan posisi dan sekarang Valerie menungging membelakangiku, dan terbentanglah pemandangan Indah, kelentitnya terbuka lebar menyembul di sela pantatnya yang putih kemerahan, segera kujulurkan lidahku dan mengulum kelentitnya hingga dia menggelinjang dan cairan vaginanya terasa kembali membasahi vaginanya.

“Fay, enagkh, geli sayang” erangnya.
“Fay.. Kamu pintar Honey” erangnya lagi.

Segera kumasukkan lagi penisku ke vaginanya yang terbuka dan sleep.., masuklah penisku dan goyangan demi goyangan serta irama kontolku yang keluar masuk membuat Valerie sering kali melenguh merasakan nikmatnya surga dunia.

Kini tubuh Valerie kubalik dan berposisi telentang, segera setelah kami melakukan posisi 69 untuk saling merangsang, kumasukkan kontolku, kami melakukannya dengan posisi tertua dalam sejarah seks dan ketika kontolku mulai keluar masuk berirama, Valerie tampak sangat menikmatinya dan sesekali secara liar kuhunjamkan kontolku ke memeknya hingga Valerie berteriak menahan sensasi nikmat.

“Uh.. Oh.., honey, enak”
“Ugh.. Sayang, nanti kita lakukan lagi.., enakh” erangnya.

Sekarang kurasakan spermaku sudah mendekati klimaks dan penisku terasa mengembang dan juga kurasakan vagina Valerie berdenyut dan mengeras tanda bahwa dia pun hampir mancapai puncak. Valeria mempersempit vaginanya dengan jalan menyilangkan kedua kakinya dan sekarang penisku benar-benar merasakan jepitan memeknya yang sempit, sensasi nikmat kurasa makin hebat.

“Val, saya mau keluar” desisku.
“Yeah, saya juga sayang, keluarkan di dalam saja” erangnya.

Kupercepat gerakan penisku, Valerie juga mempercepat goyangan vaginanya, hingga kami berdua di ambang ledakan besar.

“Aagh, sayang, aku keluar” desisku.
“Hegh.., Fay, aku juga sayang” erangnya.

Kutekan penisku yang sudah memuntahkan lahar, lebih dalam ke vaginanya dan dia menggelinjang menerima tumpahan mani dan tekanan penisku, kurasakan kami berdua sama-sama mencapai kenikmatan secara bersamaan dan percampuran maniku dan maninya membuat kami erat berpelukan seolah takut kehilangan kenikmatan.

Sepuluh menit aku terkulai di atas tubuhnya dan kami telah merasakan nikmatnya melayang setelah sama-sama mencapai kenikmatan. Sesekali Valerie mengecup tubuhku dan dengan manjanya kini dia memeluk tubuhku.

Setelah merasa puas, kami saling pandang dan sama-sama tersenyum dan Valerie segera bangkit dan minta di bopong ke kamar mandi, kami berdua kemudian mandi di bathtub berendam air hangat, dan sesekali saling berciuman penuh mesra setelah tiga perempat jam mendaki puncak kenikmatan.

Hari Senin ketika aku tiba di kantor aku mendapatkan surprise kecil, yaitu terbukanya connecting door antara ruangku dan ruang Valeri, dia ternyata telah membuka kunci dari dalam ruangnya dan menyingkirkan lemari kecil yang tadinya menutupi pintu tersebut. Aku merasa sangat senang karena itu berarti bahwa kami akan lebih produktif dan tentu saja sesekali aku dan Valeri akan melakukan sudden sex di sofa empuk yang ada di ruangannya, dan yang lebih menyenangkan adalah sekarang Valerie sering kali menemaniku bekerja lembur dan kami biasanya meneruskan “lembur” lainnya di ruang kerja Valerie jika kami pulang malam atau langsung pulang ke apartemen Valerie yang berjarak hanya 150 meter dari kantor untuk bercinta.

Valerie, I love you, kamu adalah bule terbaik yang pernah bersanggama denganku! ;),,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Tamat

Related posts